Peri Hati menjalankan misi. Ia kini mendarat di bumi. Matanya menelusuri kutub, mencari kepingan rasa sayang yang jatuh dari nirwana.
Peri Hati tak bisa kembali, sebelum tugas ini ia lunasi. Ia lalu berjalan menuju hutan salju, bertanya kepada setiap makhluk, apakah ada yang melihat rasa sayang?
Peri Hati semakin gundah. Tak ada yang bisa membantunya. Ia menggerus-gerus salju, berharap tiba-tiba rasa sayang terengkuh dalam genggaman tangannya.
Peri Hati mengambil nafas panjang. Saat itulah terdengar sebuah bisikan menyebut namanya. Ia mencari-cari sumber suara, siapakah yang memanggilnya?
Peri Hati menurunkan badannya, mencari-cari di antara dedaunan putih. Sumber suara semakin mendekat. Ternyata bisikan itu datang dari suara Peri Gajah.
Peri Hati mendengarkan Peri Gajah bercerita. Katanya, kepingan rasa sayang tak akan bisa ditemukan tercecer di hutan salju, apalagi di seluruh kutub.
Peri Hati menangis putus asa. Peri Gajah lanjut berkata, kepingan rasa sayang itu telah berubah bentuk. Ia telah menjadi rasa cinta, yang berbentuk penuh dan tidak lagi berkeping.
Peri Hati tersenyum. Ia berterima kasih kepada Peri Gajah. Kecupan manis diberikan, sebelum ia melayang pergi meninggalkan kutub.
Peri Hati kembali ke nirwana. Ia melapor ke Permaisuri Kasih kalau sebaran rasa sayang telah membuahkan hasil. Sayang telah berubah menjadi cinta.
Peri Hati melihat Permaisuri Kasih tersenyum bahagia. Dunia akan kembali nyaman dalam rasa suka, karena cinta pun terbangun di antara penghuninya.
0 komentar:
Posting Komentar